Sabtu, 23 Juli 2016

Pemanfaatan Kotoran Sapi Sebagai Pupuk dengan Bakteri EM4



Penduduk di Desa Paseseh ini terdapat beberapa pekerjaan dan penghasilan diperoleh dari hasil bercocok tanam atau bertani serta sebagian besar penduduknya memiliki ternak sapi, baik sapi milik pribadi maupun hanya sebagai buruh ternak. Hasil pertanian yang paling banyak di Desa Duwak Paseseh adalah padi, jagung, kacang dan umbi-umbian. Selain bercocok tanam dan berternak, tak sedikit pula penduduk yang mengadu nasib keluar kota untuk mencari penghidupan yang lebih layak, seperti berwirausaha dan menjadi buruh.
Hasil pertanian yang paling banyak di Desa Paseseh adalah Jagung. Tanaman tersebut menjadi tanaman tahunan yang selalu ditanam oleh petani Paseseh. Namun hasil pertanian yang diperoleh kurang memuaskan, sehingga banyak masyarakat yang mencari penghasilan lain dari berternak sapi. Kotoran dari sapi pun terkadang dimanfaatkan petani sebagai pupuk organik, namun hanya dengan proses yang sederhana, yaitu kotoran sapi yang sudah kering ditabur ke sawah yang akan ditanami tanaman lagi.
Pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik yang dilakukan tanpa pengolahan khusus, yang menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan membuat kandang sapi menjadi becek. Dari permasalahan diatas tentunya diperlukan penyuluhan tentang pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik. Sehingga hasil dari pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk dapat juga dimanfaatkan sebagai pupuk organik dilahan pertanian. Sehingga dari proses tersebut diharapkan akan membantu petani dalam meningkatkan  produktifitas hasil tanamnya.
Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.


by. Nur Rohman Yasin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger Widgets