Pada dasarnya
manusia merupakan makhluk pembelajar. Sebagai cotoh :bayi dimasa pertumbuhannya
akan mengalami proses miring, tengkurap, merangkak, berjalan dan akhirnya
berlari. Hal ini semua bisa mereka lalui karena mereka belajar untuk bisa
melakukannya. Tidak ada orang yang memberikan pelajaran bagaimana cara
merangkak, atau cara berdiri. Ketika waktunya sudah tiba, maka anak akan
belajar sendiri untuk melakukannya. Untuk itu pendidikan sangat penting bagi
masa depan anak, salah satu pendidikan yang penting sejak dini adalah
pendidikan anak usia dini yang kini wajib ditempuh anak sebelum memasuki
sekolah dasar.
Taken by: Nanda Ayu |
Taken by: Nanda Ayu |
Pendidikan anak
usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar
yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal (Hasan, 2012: 15).
Pembelajaran bagi anak usia dini pada dasarnya sama disetiap daerah. Hanya saja
yang membedakan yaitu bagaimana cara guru menyampaikan materi pembelajaran
kepada anak didiknya. Seperti halnya pada pendidikan anak usia dini di desa
Paseseh, Bangkalan, Madura. Pendidikan untuk anak usia dini disini belum bisa
dikatakan bagus, sebab pada kenyataannya pendidikan anak usia dini di daerah
ini masih minim sarana dan prasarana. Gedung sekolah yang dibangun dengan
sederhana, ruang kelas hanya ada tiga, itupun tanpa sekat yang memadai.
Jangankan itu, selama kami melakukan pengabdian selama dua hari, kami tidak
menemui alat permainan edukatif untuk anak. Kemudian di luar ruangan seperti
ayunan, balok titian, perosotan, dan jungkat jungkit pun seadanya. Media yang
di gunakan untuk menunjang pembeljaran sangatlah minim sekali bahkan sekolah
Akhlah Mulia sama sekali belum memiliki media pembelajaran hanya menggunakan media
papan tulis saja.
By: Yuni Angga Alamanda Arga Lukita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar