Kamis, 28 Juli 2016

Senam Pagi: Rutinitas Sehat Kelompok KKN UTM 62



Ilustrasi by Google.com
Matahari pagi tanggal 29 Juli 2016 telah bersinar diatas langit desa paseseh, dimana kelompok KKN UTM 62 melakukan segala aktivitasnya. Namun tidak seperti hari-hari biasanya. Pagi ini kelompok KKN UTM 62 sejak pagi-pagi telah melakukan persiapan untuk melakukan senam bersama. Mulai dari persiapan audio untuk music pengiring senam, “hall” untuk senam serta persiapan lainnya. Meskipun beberapa anggota ada yang tidak mengikkuti karena terbentur dengan jadwal piket, antusias anggota yang lainnya sangat tinggi.

Pagi-pagi sekali sekitar pukul 05.45 WIB anggota KKN UTM 62 memulai kegiatan senam ini dengan pemanasan untuk pelemasan. Senam pagi ini dipimpin oleh instruktur senam professional Gilang (PGSD 2013) dn Nurhayati (PGSD 2013). Senam pertama yang dilakukan adalah senam sehat Matematika. Dimana senam tersebut merupakan salah satu projek perkelas yang ditugaskan kepada Jurusan PGSD di kampus UTM. Senam ini dilakukan sebanyak dua kali  karena permintaan anggota yang lain. Meskipun demikian, banyak annggota kelompok yang masih saja merasa kurang denga denam tersebut. Karena memang senam ini sangat enjoy dan lumayan menguras keringat.

Tidak berhenti disini kegiatan senam kelompok KKN UTM 62. Setelah senam yang pertama selesai, dilanjutkan senam kedua yang dipimpin oleh dua professional instruktur. Profesional Instruktur pertama adalah Fitria Yusi Sangsinatria (PGSD 2013) dan lagi lagi professional Instruktur kedua adalah Nurhyati (PGSD 2013). Senam yang kedua ini merupakan projek dari salah satu SMA di Surabaya. Senam kedua ini lebih berat laagi karena banyk gerakan-gerakan yang menggunakan kombinasi dari beberapa gerakan serta menggunakan formasi yang lumayan susah. Walaupun begitu, dengan kedua profesional Instruktur diatas, semua an ggota kelompok KKN UTM 26 bisa dengan baik mengikuti senam yang kedua ini.

Kegiatan senam ini ditutup dengan senam yang terakhir, senam yang dipimpin oleh professional instruktur Fitria. Dan tidak lupa juga melakukan pelemasan sebelum mengakhiri kegiatan senam pagi ini. Setelah senam selesai, maka kelompok KKN UTM 62 melanjutkan kegiatan yang sudah terjadwal seperti biasanya.

Kegiatan ini dilakukan karena kelompok KKN UTM 62 sadar  betapa pentingnya kesehatan. Karena banyaknya program kerja yang dilakukan dan padatnya aktivitas di kelompok KKN UTM 62, untuk mengatisipasi supaya keadaan fisik tidak down, salah satu kegiatan yang dipilih adalah senam ini untuk salah satu kegiatan olahraga.
By. Triloko Eko Buwono (.dok)


Rabu, 27 Juli 2016

Indo Origami: Seni Dari Jepang untuk Hiasan Ruang Belajar TK Akhlak Mulia Paseseh (KKN 62)


Taken by Husnul
Agenda pagi ini Kelompok KKN 62 UTM mengawali kegiatan dengan berkreasi membuat hiasan dinding yang akan di tata di ruang belajar TK Akhlak Mulia yang berada di desa Paseseh. Hal ini dilakukan supaya ruang belajar yang ada di Taman kank-kanak tersebut bisa lebih nyaman, lebih indah dan lebih membuat siswa-siswi yang belajar menjadi semakiin betah. Hiasan tersebut berasal dari sedotan dan kertas origami, serta benang untuk menyusun hiasan tersebut. Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.

Taken by Loko
Secara umum untuk membuat origami kita bisa menggunakan kertas biasa namun kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas khusus untuk origami. Perbedaan antara kertas biasa dan kertas origami hanyalah dari segi design dan warna saja yang sangat beragam sehingga membuat origami menjadi semakin indah dan sama sekali tidak berhubungan dengan teknik seperti lipatan kertas menjadi lebih mudah dan sebagainya.

Taken by Loko
Di Indonesia sendiri origami bisa dikatakan memiliki ruang khusus bagi penggemarnya. Sejak di Play Group hingga taman kanak-kanak (TK), pelajaran keterampilan melipat kertas sudah diajarkan, mulai dari melipat kertas menjadi kipas, bunga, sampai hewan. Tapi beranjak dewasa, seni keterampilan itu tidak lagi dipelajari di sekolah, lambat laun orang mulai melupakan seni lipat ini. Namun diluaran, seni melipat kertas justru berkembang pesat, bahkan menjadi nilai tersendiri yang bernilai seni. Maka dari itu penggunaan origami diterapkan dalam hal ini.

Finalnya nanti hiasan tersebut disusun menggunakan benang, karena hiasan tersebut penerapannya dengan cara digantung. Kertas origami tersebut digunakan untuk membuat origami berbentuk burung dengan berbagai macam warna. Kenapa? Karena kebanyakan anak usia PAUD lebih menyukai dengan benda-benda yang memiliki aneka ragam warna. Maka dari itu kelompok KKN 62 UTM menggunakan banyak warna dari kertas origami. Sedangkan sedotan yang digunakan, diterapkan untuk penyekat serta untuk memberi hiasan bagian bawah burung agar terkesan lebih ada nilai seninya. Dan tak lupa juga, permainan warna dimainkan dalam penyusunan sedotan untuk penyekat, maupun untuk Bungan sebagai hiasannya.

Taken by Loko
KKN 62 UTM melakukan aktivitas ini bukan hanya semata untuk memberikan hiasan di ruang belajar Taman Kanak-kanak Akhlak Mulia. Hal ini dilakukan karena keadaan ruang belajar yang masih sangat sederhana. Hiasan dinding yang masih bisa dikategorikan kurang, serta penyekat ruangan yang belum ada, hal ini menjadi acuan kelompok KKN 62 UTM untuk turut serta bergotong royong memperindah ruang belajar di taman kanak-kanak Akhlak Mulia . 

Penerapan hiasan yang telah dibuat oleh Kelompok KKN 62 UTM ini nantinya akan digunakan untuk batas penyekat antar kelas TK A dan TK B. selain itu KKN 62 UTM juga akan memasang beberapa poster dan beberapa media belajar yang masih belum ada di TK Akhlak Mulia. 

Harapan umum dari KKN 62 UTM adalah semoga dengan adanya tambahan hiasan maupun media belajar yang akan diberikan ke TK Akhlak Mulia menjadikan siswa siswi yang belajar menjadi semakin betah dan semakin semangat. Untuk menjadikan generasi bangsa Indonesia yang lebih baik.
By: Triloko Eko Buwono (dok.)





Belajar dan Bercengkrama bersama siswa siswi TK Akhlak Mulia



Pada dasarnya manusia merupakan makhluk pembelajar. Sebagai cotoh :bayi dimasa pertumbuhannya akan mengalami proses miring, tengkurap, merangkak, berjalan dan akhirnya berlari. Hal ini semua bisa mereka lalui karena mereka belajar untuk bisa melakukannya. Tidak ada orang yang memberikan pelajaran bagaimana cara merangkak, atau cara berdiri. Ketika waktunya sudah tiba, maka anak akan belajar sendiri untuk melakukannya. Untuk itu pendidikan sangat penting bagi masa depan anak, salah satu pendidikan yang penting sejak dini adalah pendidikan anak usia dini yang kini wajib ditempuh anak sebelum memasuki sekolah dasar.
Taken by: Nanda Ayu


Taken by: Nanda Ayu
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal (Hasan, 2012: 15). Pembelajaran bagi anak usia dini pada dasarnya sama disetiap daerah. Hanya saja yang membedakan yaitu bagaimana cara guru menyampaikan materi pembelajaran kepada anak didiknya. Seperti halnya pada pendidikan anak usia dini di desa Paseseh, Bangkalan, Madura. Pendidikan untuk anak usia dini disini belum bisa dikatakan bagus, sebab pada kenyataannya pendidikan anak usia dini di daerah ini masih minim sarana dan prasarana. Gedung sekolah yang dibangun dengan sederhana, ruang kelas hanya ada tiga, itupun tanpa sekat yang memadai. Jangankan itu, selama kami melakukan pengabdian selama dua hari, kami tidak menemui alat permainan edukatif untuk anak. Kemudian di luar ruangan seperti ayunan, balok titian, perosotan, dan jungkat jungkit pun seadanya. Media yang di gunakan untuk menunjang pembeljaran sangatlah minim sekali bahkan sekolah Akhlah Mulia sama sekali belum memiliki media pembelajaran hanya menggunakan media papan tulis saja.
 By: Yuni Angga Alamanda Arga Lukita
Blogger Widgets